FGD Pastoral KAS: Menyongsong Tantangan Iman di Era Modern

Yogyakarta, Selasa (1/10/24) – Keuskupan Agung Semarang (KAS) menyelenggarakan video conference rekoleksi yang bertemakan “Tinggal di dalam Kristus dan Semakin Berbuah di Permukaan Masyarakat.” Acara yang diadakan di aula Gereja St. Aloysius Gonzaga ini diikuti secara daring oleh 333 akun Zoom, dengan fokus untuk menguatkan semangat apostolik di tengah perubahan zaman yang semakin dinamis.

Pertemuan Pastoral KAS Paroki Mlati (Sumber: Komsos Mlati)

Romo Vikjen KAS menekankan pentingnya umat Katolik untuk menjadi semakin Katolik dan apostolik. “Menjadi Katolik bukan sekadar soal asal kelahiran, melainkan tentang pendidikan iman yang terus-menerus. Dibutuhkan pendampingan berjenjang agar proses pembelajaran iman ini benar-benar bermakna,” ujar Romo Vikjen. Ia menegaskan bahwa di tengah perubahan zaman, umat Katolik perlu memiliki ketahanan dan semangat kerasulan yang kuat agar iman mereka tetap relevan bagi masyarakat.


Dalam rangka menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, umat Katolik diajak untuk mengatur dan mengelola hal-hal fana sesuai kehendak Tuhan dengan menjalankan iman, harapan, dan kasih. Hal ini diwujudkan melalui kehidupan yang adil, demokratis, dan penuh kasih, serta melalui program-program inovatif yang responsif terhadap perubahan zaman.


Romo juga menyoroti perlunya penguatan militansi keumatan, terutama dalam menyongsong tahun 2025 yang akan ditekankan pada pemahaman yang lebih mendalam tentang kekatolikan. “Umat Katolik harus semakin dewasa dalam beriman, cerdas, dan mampu menjelaskan iman dengan penalaran yang baik. Semangat misioner perlu terus ditumbuhkan untuk mewartakan Injil dan kabar sukacita kepada masyarakat luas,” katanya.

Selain itu, dalam upaya semakin apostolik, umat Katolik diharapkan terus berkarya dalam bidang pastoral, pendidikan, dan kesehatan demi kebaikan bersama. Dengan mengedepankan kolaborasi, sinergi, dan profesionalisme, umat didorong untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam menghadapi tantangan zaman.


Tema ini juga mengajak umat untuk merespons perubahan secara positif dan kritis, dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk memperkuat iman dan pewartaan Injil. Dengan dasar pemikiran bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati, rekoleksi ini menegaskan komitmen untuk membangun peradaban kasih di tengah perubahan sosial dan teknologi yang semakin cepat. Melalui refleksi dan doa bersama, para peserta rekoleksi berharap dapat menjalankan panggilan Katolik dan apostolik mereka dengan lebih mendalam, sembari terus menjadi inspirasi bagi masyarakat luas dalam segala aspek kehidupan.


Sesi kedua dipimpin oleh Romo Agus Widodo, Pr., yang memaparkan data terbaru jumlah imam di Keuskupan, serta proses dan persyaratan menjadi imam Diosesan. Romo Agus berharap kegiatan ini menginspirasi generasi muda untuk mempertimbangkan panggilan sebagai imam.


Acara ditutup dengan Misa syukur yang khidmat, dipimpin oleh Romo Hartosubono, di mana umat bersatu dalam doa dan harapan bagi panggilan iman yang teguh di tengah berbagai tantangan.

Share the Post:

Related Posts

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter